Selasa, 24 Mei 2011

Ngopi itu sensasional .....




Hmmm .... sebelumnya kalau ngopi biasa hasil "sabetan" cangkir sebelah alias punya istri or orang lain, karena memang bukan penggemar kopi. Kalau pun ngopi di gerai2 yang biasa ada di mall2 atau pertokoan itu juga sebatas untuk bertemu teman or client, dan biasanya juga akan memilih minuman turunan dari kopi (fancy coffee drink) seperti blended2.

Tapi pada suatu titik waktu semua itu berubah setelah mendapatkan "selah" atau mungkin orang bilang sudah kenal enaknya. Terlebih lagi sudah diberi "pencerahan" mengenai bagaimana minum kopi yang "benar" versi beberapa orang yang memang setahu saya adalah penggemar minum kopi. Plus ditambah lagi setelah mengerti sedikit (yah baru kulit2nya lah) dan mempelajari sedikit mengenai proses pembuatan minuman dasar kopi versi Italia yaitu Espresso.

Sebuah kenyataan yang didepan mata yaitu, Indonesia sebagai salah satu penghasil kopi terbaik di dunia (hmmm .... nomer berapanya saya kurang tahu pasti, tapi denger2 sih msh the big 5) tapi untuk mendapatkan minuman kopi yang di negara lain adalah hal yang jamak rasanya (sekarang terutama stlh mengalami proses di paragraf 2) kudu berusaha. Adapun kebiasaan atau tata cara minum kopi masyarakat awam pun kurang mendapat perhatian untuk bisa dikemas menjadi suatu produk yang bernilai lebih.

Di negeri sebrang telah berkembang istilah "Kopi Tiam" yang kalau tidak salah artinya warung kopi (tolong dikoreksi kalau saya salah, karena tahunya juga dari dengar sana dengar sini), yang dikemas dengan baik sehingga menjadi produk yang bisa menghasilkan nilai jual yang relatif tinggi. Teh tarik yang juga dari negeri sebrang yang dengan hal serupa bisa mendunia atau paling tidak men"asia tenggara"lah. Adalah suatu komoditas yang lumayan banyak turunannya yang sebenarnya bangsa ini bisa gali lebih dalam.

Hmmm ..... Warung Kopi adalah istilah yang menurut saya adalah cukup menggelitik dalam sisi kata dan kalimat yang jika dibuat studinya akan bisa menjadi suatu produk yang baik, saya membayangkan konsep Warung Kopi ini (yang karena esensinya sampai dibuat menjadi nama suatu group lawak papan atas dan legendaris di negeri ini) bisa juga dibuat untuk di mall2 (kenapa tidak? Karena nasi timbel dan gudeg pun bisa masuk hotel2 bintang 5 dengan sentuhan yang berbeda sedikit tapi bernilai tambah yang berlipat).

Selama hampir 1 tahun ini saya mencoba melihat dan bertemu dengan orang2 yang menyentuh rana kopi ini, saya melihat suatu gelombang anak2 muda yang energik dengan konsep dan passion nya di kopi. Ada yang pendekatannya secara idealis tapi ada juga yang pure business which is everything is okay, selama tujuan akhirnya adalah turut serta membangun citra dan usaha perkopian di Indonesia, dalam hal ini terutama adalah penggunaan kopi2 asli Indonesia. 

Saya sendiri masih seumur jagung atau bisa dibilang rookie of the rookie, tapi saya rasa tidak salah turut serta belajar dan "nyemplung" ke dunia kopi yang unik, berkarakter dan sensasional ..... mirip dengan cita rasa kopi itu sendiri yang kata banyak pakarnya bercita rasa "earthy .... chocolaty .... fruity .... etc" yang sampai sekarang saya sendiri belum bisa merasakan sampai sedetil itu, cuma baru sekedar bisa merasakan satu jenis kopi mempunyai rasa yang sensasional tersendiri yang hanya individu yang menikmatinya. Menurut saya tidak ada kopi yang tidak enak atau tidak ada kopi yang terbaik adalah sesuatu yang fair, coba analogikan, misalnya bagi perokok apakah ada rokok yang paling enak atau paling tidak enak ? Hmmm selera pribadi adalah sesuatu yang harus kita hormati adalah lebih utama.

Tulisan ini hanya tulisan seseorang yang habis bangun tidur kemudian duduk di depan komputer sambil buka facebook plus minum secangkir kopi tubruk yang mereknya pun saya tidak tahu kemudian tiba2 "kepencet" di kolom "note" dan nulis apa adanya .......

Semoga salah satu produk lokal yang dikagumi dan diakui dunia .... bahkan ada yang sudah dipatenkan oleh negara lain ini bisa semakin dihargai dinegeri sendiri dan dinikmati oleh penduduknya dengan bangga ..... melebihi kebanggaan minum kopi di mall2 di gerai2 ternama milik negeri super duper maju.

Menyeruput kopi negeri sendiri dan dengan "after taste" ...... muantabsssssssssss

(tulisan ini saya copy paste dan FB pribadi saya - www.facebook.com/andreas.andrianto - ..... dan adalah tulisan yang besifat pribadi dan tidak untuk diperdebatkan yah. And sorry for those who are not understand Indonesia language, later I will write in English)

1 komentar:

  1. Mantab Mas. Saya sebagai manusia (hallah) yang lahir di salah satu penghasil kopi terbesar di Indonesia, yaitu Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, aja, baru tersadar kembali lagi ttg semangat ber-coffee-ria ini.

    Kalau tulisan ttg kopi mah sdh banyak dalam 1 tahun ini saya baca dan kadang hampir lupa dgn semangat utk membuat produk kopi sendiri dgn biaya orang kampung, abis sdh monotonous membaca scra keasyikan sang penulis itu sendiri bisa ke sana kemari membuat cerita ttg kopi (saya membaca sambil gigit jari, gigit tangan, gigi kepala kalau sdh esmosi hihihi). Karena alasan keterbatasan dana dan jauhnya membeli alat2 coffee maker dan coffee roaster juga sih.

    Nah, masih ada euforia yang sangat baik untuk kita pakai dalam mengekspos Indonesia baik SDA dan SDM nya ke wajah eh muka dunia. Itulah yang saya ambil dari tulisan Mas ini. Entah sudah berapa kali Mas menyebut kata "Indonesia" di atas, sehingga semakin membangunkan Garuda Pancasila dari dalam dada saya (hihihihi) krn sdh lama ngantuk dibuai doktrin orang2 scra tdk lgsg yg tdk suka dgn Pancasila terbang di bumi nusantara (ini politik ato kopi sih? :D

    Nah semangat dari Mas itulah sdh berhasil mengajak saya semakin mencintai dan membanggakan apapun yg positif ttg Indonesia. Mari kita bangun Indonesia tercinta walo sdg berproses menjadi Tanah Air Beta spt cita2 founding fathers kita dahulu. Dan cita2 membuat kopi produksi sendiri hrs bisa terwujud (Slllrrrpppphh)

    Merdeka! Salam Kopi! Salam Persahabatan. Horassss :D

    BalasHapus